PERTEMUAN MAWAR
Bunga mawar di kebun sungguh mekar dengan sempurna, tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Aku tersenyum dan segera menuju deretan tumbuhan mawar yang tengah mekar ini, berniat untuk memetiknya. Kupetik bunga mawar yang menurutku paling indah di kebun ini. Setelah itu aku rangkai menjadi buket bunga mawar yang tidak kalah indahnya. Hari ini aku bersemangat sekali. Karena disaat bunga mawar ini mekar bertandanya dia akan tiba.
Ah aku sangat senang sekali. Teringat petikan semangat yang dia ucapkan sesaat sebelum pergi itu.
“Arin bersemangatlah kau pasti bisa, tunggu aku ketika mawar ini mekar ya,,…” ucapnya penuh keyakinan.aku membalasnya dengan lambaian tangan dan senyuman.
“Aku akan berhasil Ramol” Gumamku waktu itu.
Dan kini terbukti aku telah berhasil, telah berhasil menjadi seorang petani mawar muda, cita-cita yang dari kecil aku sangat impikan. Cita-cita yang membawa kenanganku akan kedua orangtuaku. Aku berhasil berkat dorongan semangat dan dukungan penuh dari orang-orang sekitarku, terutama Ramol, dialah yang paling berpengaruh terhadap semua kesuksesan ini. Karena Ramol aku memiliki semangat yang tinggi. Aku ingin membuatnya bangga akan diriku ini. Dan kini waktu yang aku tunggu pun tiba, kedatangannya dari amerika bersama mekarnya mawar.
***
Aku tengah menunggunya di area kedatangan dari luar negri di bandara ini, sambil membawa buketmawar yang telah aku buat tadi, sungguh aku tidak sabar sekali ingin menemuinya. Ingin sekali aku menatap matanya yang lembut dan memberikan ketenangan itu, aku ingin sekali menyentuh pipinya yang halus itu. Teringat semua kenangan dan segala hal yang telah Ramol berikan kepadaku. Ramol yang menjagaku, dia yang menghiburku saat orang tuaku tiada, dia selalu ada jika aku dalam kesulitan. Ramol penyemangat hidupku. Ah aku sangat merindukannya.
“hai cantik..” aku tersentak mendengar sapaan itu. Tidak terasa aku hanya melamun saja dari tadi, tapi kekagetanku bukan hanya itu saja karena Ramol benar-benar telah berada dihadapannku. Aku tergagap karena tidak siap dengan keadaan ini
“Ra.. Ramol…” ucapku
“aduh Arin kog jadi gagap sekarang yah??” goda Ramol kepadaku.
“Abis kamu bikin kaget saja Mol” sergahku.
“Suruh siapa melamun di bandara kayak tadi Arin Arin” ucapnya sambil mengacak-acak rambutku.
“aku nggak ngelamun kog, Cuma…”
“Cuma mikirin aku ya hahahaha” lagi-lagi Ramol menggodaku.
“Iya aku mikirin Ramol! Aku kangen Ramol” jawabku tegas.
“Tenang cantik aku sudah disini kog” ucap Ramol, kemudian dia merentangkan kedua tangannya, dan aku pun langsung memeluknya.
“Ramol akan selalu ada di sampingmu” bisiknya.
Aku hanya bisa mempererat pelukanku padanya. Setelah melepaskan pelukan aku teringat akan buket bunga yang telah aku siapkan untuknya,
“ini hasil kerjaku, special utuk kamu yang pertama” ucapkun sambil menyerahkan padanya.
“Wah indah sekali Rin,.. kau memang hebat” pujinya sambil membaui bunga tersebut.
“Arin gituloh” ucapku bangga.
“Siapa dulu calon suaminya” ucap Ramol.
“Eh?” tanyaku terkejut.
“Will you marry me Arin sayang” ucapnya sambil tersenyum dan menyerahkan balik buket bunga itu padaku.
Aku kaget bukan main, tidak menyangka bahwa Ramol akan melamarku seperti ini. Dan yang bisa aku lakukan hanyalah menjawab dengan senyuman bahagia di wajahku.
THE END
Dini Isnanila Sari
18/12/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar